Kamis, 15 September 2011

Anak Rajin Mandi Juga Rentan Berkutu



Kutu kepala yang ada di rambut anak cukup membuat panik banyak orangtua. Selama ini orang beranggapan anak yang berkutu itu jorok. Namun kenyataannya anak yang bersih pun bisa tertular kutu rambut.

Kutu kepala juga tidak menjadi momok dari kelas bawah, atau tanda kebersihan yang buruk alias jorok. Mereka menyerang anak-anak di semua tingkat pendapatan, kelas sosial, dan kebersihan. Serangga dapat bertahan di bawah air sampai enam jam, sehingga anak-anak yang mandi secara teratur juga rentan terserang kutu. Kabar baiknya adalah kutu tidak pembawa penyakit.

Kutu kepala merupakan serangga yang sangat kecil dan berkaki enam. Mereka biasanya melekat pada kulit kepala dan leher dengan mengisap darah manusia. Setiap kutu seukuran biji wijen dan dapat sulit untuk dilihat. Telur kutu yang disebut sebagai nits menempel di atas rambut dekat kulit kepala dan bahkan bisa lebih sulit untuk melihatnya, Selasa (13/9).

Serangan kutu memang tak berbahaya, tapi bisa menimbulkan rasa gatal setelah kutu bergerak masuk. Gatal tersebut disebabkan oleh reaksi alergi terhadap gigitan serangga. Sering menggaruk dapat menyebabkan luka atau kulit lecet pada kulit kepala.

Meskipun jarang, luka akibat menggaruk dapat terinfeksi oleh bakteri kulit. Segera ke dokter jika kulit menjadi merah, bengkak, atau sakit, atau kelenjar getah bening di leher menjadi lebih lembut. Ini adalah tanda-tanda dari infeksi kulit.

Kutu paling umum ada pada anak-anak yang ada di tempat penitipan, prasekolah, atau sekolah dasar. Anak-anak usia ini sering bermain bersama-sama dengan sangat dekat, bahkan sering kontak rambut ke rambut. Sisir, topi, jepit rambut, dan sejenisnya yang digunakan bersama dapat membantu kutu menemukan tuan rumah baru. Orang dewasa yang hidup bersama anak-anak ini juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kutu.


Penyebaran kutu biasanya melalui kontak langsung kepala ke kepala yang memungkinkan hama merangkak dari rambut seseorang ke orang lain. Kutu tidak bisa melompat atau terbang dari satu orang ke orang lain. Kutu juga bisa bertahan untuk waktu yang singkat pada pakaian atau barang pribadi lainnya.

Meskipun kutu dan nits kecil, mereka terlihat dengan mata telanjang. Mereka paling sering ditemukan pada rambut yang di belakang leher atau di belakang telinga. Nits adalah bintik bulat atau oval yang menempel erat pada rambut dekat kulit kepala. Penelitian terbaru menunjukkan menyisir saat rambut basah adalah cara yang ideal untuk menemukan suatu infestasi.

Kutu tidak bertahan lama di tempat tidur, namun yang terbaik adalah mencuci seprei untuk perawatan orang yang berkutu. Pakaian yang dikenakan dalam 48 jam terakhir juga harus dicuci dalam air panas. Terkadang orangtua meminta mengkarantina hewan dan boneka milik anak-anak. Namun para ahli mengatakan ini tidak diperlukan.

Beberapa orangtua mengklaim mayones, cuka putih, atau tea tree oil sebagai solusi alami yang efektif untuk kutu kepala. Mayones dikatakan meredakan kutu jika oleskan dengan tebal dan dibiarkan semalaman di bawah topi mandi. Cuka dikabarkan melarutkan perekat yang membuat kutu menempel di rambut. Meskipun tidak ada bukti ilmiah untuk mendukung pengobatan rumah, dokter anak mengatakan tidak ada salahnya mencobanya, tetapi tidak menggunakannya sebagai pengobatan utama.

Selain itu, pengobatan kutu juga bisa dilakukan dengan sisir bergigi. Sisir ini memiliki gigi cukup baik untuk menarik keluar kutu dan nits. Kekurangannya adalah bahwa dibutuhkan waktu dan kesabaran untuk menyisir hingga telur kutu terakhir ikut terbawa dari rambut seorang anak. Tapi jika Anda bisa melakukannya dengan benar, Anda mungkin dapat menggunakan shampo obat. Namun, mungkin lebih efektif untuk menyisir rambut setelah mengobati dengan sampo obat untuk menyingkirkannya.



Liputan6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar