Berbeda dari perintah puasa, zakat dan haji, perintah sholat wajib dilaksanakan setiap hari sebanyak lima waktu. Belum lagi berbagai anjuran sholat sunah seperti halnya tarawih di bulan Ramadan.
Beberapa teman non-muslim sering berkomentar, menjadi orang muslim itu berat, terutama melaksanakan perintah sholat setiap harinya. Mengapa tidak cukup berdoa saja? Begitulah bila tanpa dilandasi iman, kesadaran dan disiplin tinggi, sungguh berat menjaga kontinuitas sholat.
Tetapi jika kita amati, kalaupun seseorang enggan menjaga konsisteni sholat lima waktu, hidup inipun selalu terikat dengan ritual keduniaan yang rutin. Sejak dari mandi, berpakaian, sarapan pagi, membaca koran, nonton televisi, menelepon teman dan sekian ritual keduniaan lain yang juga memakan waktu sebagaimana sholat.
Belum lagi ritual mingguan, bulanan dan tahunan, selalu saja manusia kreatif menciptakan dan menjaganya, misalnya pesta ulang tahun kelahiran. Jadi kalau alasan enggan sholat karena waktu, sesungguhnya kurang logis karena sebagai contoh untuk melaksanakan sholat Isya lebih kurang sepuluh menit. Soal tempat pun cukup fleksibel.
Satu di antara dampak positif dari sholat adalah seseorang selalu diingatkan dan terikat pada pusat orbit ILAHI. Bayangkan saja, ibarat sebuah pesawat terbang yang menjelajahi ruang angkasa, sang pilot mesti taat pada garis orbitnya agar tidak tersesat dan kehilangan arah.
Begitu pula dalam hidup ini, dari bangun pagi sampai malam hendak tidur, kita bertemu dengan berbagai macam orang, situasi, serta godaan yang potensial menjauhkan diri kita dari orbit kebenaran. Maka idealnya dengan sholat seseorang kembali ke orbit yang benar dan berkonsultasi pada Alloh menyampaikan laporan rasa syukur, mohon kekuatan serta bimbingan.
Lewat salat diharapkan terjaga keseimbangan hidup untuk meraih kebaikan jasmani maupun rohani.
Dengan menjaga sholat yang benar seseorang diharapkan peka dan setia pada rambu-rambu kehidupan yang telah diajarkan para Rasul-Nya, ibarat pengembara yang selalu memperhatikan lampu lalu lintas serta arah jalan.
Melalui sholat seorang hamba melakukan berkomunikasi langsung dengan Tuhan tanpa perantara untuk menyampaikan semua sanjungan, syukur, maupun keluh kesahnya.
Sholat juga sebuah pengakuan penghambaan manusia di hadapan Robbnya, pengakuan kelemahan dan tidak keberdayaannya manusia dihadapan-Nya.
Inna Sholatii Wanusuki Wamahyaaya Wamamaati Lillahi Robbil 'Aalamiin, Bahwa sholatku dan totalitas hidupku dipersembahkan hanya pada Alloh. Sholat juga mengajarkan kesabaran, kekhusyukan dan fokus atau istiqomah.
Komaruddin Hidayat